Jumat, 19 September 2008

Sumpah Serapah

Bangsat
Bisakah tak ada perang di dunia ini?
Laknat
Bila hingga kiamat datang,
perang tak juga damai
Kepalaku hampir pecah
Memikirkan, merasakan dan menderita
melihat dan mendengar
Deru ocehan,
hujatan picik
Tangan, kaki dan batinku sudah tak tahan lagi
Menikam dan mencincang semua bajingan
yang ternyata para pecundang
Perduli apa dengan balasan yang ku dapat
Karena mereka lebih biadab dari binatang

15052008

Dunia Kelam

Aku ingin habiskan airmataku malam ini juga
Karena aku sudah tak kuat
menahan tangis
Biar saja aku buta
Untuk apalagi aku lihat dunia
Semuanya diselubungi nafsu belaka
Antara dajjal dan manusia
tak ada beda
Hanya menumpuk dosa
bekal hidup di neraka
Sementara penjaga surga
menguap di depan pagar rumah
Melihat bara api berterbangan bebas di udara
Dan tiket pesawat ke neraka
gratis dibagikan


08092008

Kamis, 18 September 2008

Percuma

Sepet
Melihat sincostan berhamburan di tepian teras
Sumpek
Mendengar raungan hukum-hukum ilmu pasti
yang kadang kontras dengan bantal guling
Stres
Mengocok tabung-tabung reaksi diantara meja dapur dan WC umum
Jakarta Surabaya Yogyakarta berpacu dalam tuts-tuts
di atas lembaran ijasah pengangguran
Luntang-lantung
Limbung kembung
janji-janji bergelut kentut
Asap-asap knalpot butut
sama dengan bau mulut  koruptor busuk
Tindak tanduk tunduk
sembah pundi-pundi durian mentah
pengisi perut

20082008

Si Alat Tukar

Ternoda sampah
Terlipat saku celana
Teremat-remat bila waktu yang menghambat
Begitulah yang kulihat
Seakan tak pernah menghargai
Sebuah pengorbanan untuk memperolehnya
Sedangkan keseharian yang ku pandang
Berputar di dalam pasar
lalu kembali lagi ke dalam pasar
Selalu saja berkutat dalam perekonomian yang terpuruk
Sampai kapan harus menunggu?
Hingga stabil dengan waktu yang berlari
Banyak hal yang perlu di gali dalam segala bidang
Tak perduli apa saja
Agar nilainya makin merendah
1 : 1
Lantas bangga aku teriakan
Inilah bangsaku yang telah merdeka seutuhnya

11072008